Thursday, August 23, 2012

Nomura: Kelanjutan “Wabah” Sistem Keuangan Global?




Masih ingatkah anda dengan skandal kebocoran di institusi finansial Barclay di Inggris beberapa bulan yang lalu? Saat itu ditengarai CEO Robert Diamond and Chief Operating Officer Jerry del Missier berusaha memanipulasi suku bunga bersama yang ditawarkan oleh bank-bank London. Akhirnya kedua jenderal besar di Barclay itu dipaksa angkat kaki karena tindakan ini dinilai telah melanggar peraturan perbankan. 

Kali ini, dari lembaga perbankan terbesar di Jepang yakni Nomura Holdings Inc. juga mengalami skandal yang serupa tapi tak sama. , Chief Executive Officer Kenichi Watanabe dan letnan andalannya Chief Operating Officer Takumi Shibata terpaksa mengundurkan diri. Keduanya dianggap bertanggungjawab atas adanya kebocoran informasi penting tentang penjualan saham untuk perusahaan Mizuho Financial Group Inc., Inpex Corp. and Tokyo Electric Power Co.

Lembaga pengawas perbankan telah menemukan bukti-bukti terkait adanya tindakan melanggar hukum finansial yang dilakukan oleh Nomura. Koji Nagai pun akhirnya ditunjuk sebagai CEO baru Nomura yang secara efektif akan mulai menjalankan tugasnya tertanggal 1 Agustus 2012. Beban berat kini ada di pundak Nagai untuk memulihkan nama besar Nomura dan melanjutkan langkah ekspansi global yang telah dilakukan oleh pendahulu-pendahulunya.




Sejarah Berkelanjutan Insiden-Insiden Homura


Ini bukan pertama kalinya skandal keuangan memaksa CEO perusahaan Jepang ini untuk terpaksa mengundurkan diri. Hideo Sakamaki turun dari posisinya sebagai presiden pada 1997 setelah perusahaan mengakui adanya upaya “sokaiya”. Ini adalah upaya membayar suap kepada pimpinan-pimpinan perusahaan agar memberikan informasi penting. 

Sebelumnya lagi pada 1991, CEO Yosihisa Tabuchi juga turun dari jabatannya setelah bank ini ditemukan membayar kliennya atas kerugian yang terjadi. Kali ini yang agak tragis adalah skandal 2012 ini secara langsung berdampak negative terhadap upaya Nomura dalam rangka menjadi institusi perbankan nomor satu di Asia.

Keberadaan informasi yang begitu penting menjadikan insiden kebocoran seperti ini juga bukan hanya dilakukan oleh Nomura. Hal yang sama juga diakui terjadi di 11 broker besar  lainnya di Jepang. Namun langkah cepat yang diambil oleh pihak manajemen telah memungkinkan mereka untuk mengantisipasi potensi ancaman pasar Jepang ataupun global. 




Ditengah upaya Ekspansi Global


Sekitar tiga tahun yang lalu, ditengah upayanya untuk menjadi institusi finansial utama global maka Nomura membeli operasi Lehman’s Brothers yang bangkrut di Eropa dan Asia dengan harga yang relative murah. 

Aktivitas agresif yang ditunjukkan ini sebenarnya telah menunjukkan keseriusan Nomura untuk menjadi institusi finansial utama global untuk di masa mendatang bersaing dengan Goldman Sachs. Inc. Watanabe juga telah memangkas sekitar 1300 pekerjaan dalam 6 bulan terakhir dalam rangka menjalankan program pengurangan biaya operasional sebesar 1.2 miliar US dollar. 

Kini perubahan manajemen tampak menjadi sedikit angin segar paska skandal yang telah merusak citra Nomura ini. Pendapatan bersih diperkirakan turun 1.6 miliar yen dalam tiga bulan terakhir dibandingkan dengan tahun sebelunya. Di bawah kepemimpinan Watanabe pula, perusahaan mencatatkan rekor kerugian pada akhir 2009 dengan jumlah mencapai 708 miliar yen.

Serangkaian hasil buruk itulah yang mungkin mempengaruhi Watanabel untuk melakukan segala cara untuk mengembalikan performa Nomura. Seperti yang dapat dilihat di bawah ini dari nilai saham Nomura sepanjang tahun 2012 relatif terus menerus mengalami penurunan. Barulah pada akhir Juli 2012, ketika ada pengumuman pengunduran diri Watanabe dan letnannya maka tercatat ada kenaikan nilai saham sekitar 5 persen. 
  
Skandal ini telah menjadi pelajaran penting bagi Nomura untuk semakin memperbaiki kinerjanya. Kini mereka harus memposisikan dirinya sebagai lembaga keuangan yang kredibel lagi agar bisa sejalan dengan visi ekspansi global yang diusungnya. 

Sebaliknya, bagi dunia finansial, skandal ini juga menjadi pelajaran penting untuk menciptakan sistem yang semakin baik sehingga tidak hanya menguntungkan perusahaan-perusahaan tertentu, tetapi juga bisa  membawa kepentingan investor-investor pada umumnya.


Artikel ini telah dipublish di vibiznews.com, sehingga hak cipta sepenuhnya dipegang oleh Vibiznews dan juga saya sebagai penulis.

No comments:

Post a Comment